BERITABAHARI.ID – Pertanian maju, mandiri, dan modern merupakan landasan penting yang mesti dipegang seluruh stakeholder pertanian. Salah satunya keberadaan Balai Pelatihan Pertanian (BPP) yang merupakan institusi pertanian terdepan di kecamatan. Dalam pelaksanaannya, peran dan fungsi setiap BPP dibagi ke dalam wilayah-wilayah kerja penyuluh pertanian untuk menjaga ketersediaan pangan.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan bahwa Fungsi BPP ada 5 lima poin. Diantaranya BPP sebagai Pusat Data dan Informasi Pertanian, Pusat Gerakan Pembangunan Pertanian, Pusat Pembelajaran, Pusat Konsultasi Agribisnis dan Pusat jejaring Kemitraan.
“Semua untuk melayani kebutuhan pengetahuan dan wawasan dalam pengembangan usaha agribisnis pelaku utama dan pelaku usaha dibidang pertanian”, ujar Mentan Syahrul.
Senada dengan Menteri Syahrul, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi bahwa BPP sebagai pusat gerakan pembangunan pertanian di kecamatan, melaksanakan kegiatan Gedor Horti, Propaktani, Gratieks dan lain-lain. Sasarannya adalah kelompok tani, Gapoktan, Kelompok Wanita Tani, petani millenial dan Kelembagaan Ekonomi Petani.
“Untuk peran BPP selanjutnya, BPP sebagai pusat pembelajaran, diperuntukkan bagi penyuluh dan rekan-rekannya, bagi petani dan Gapoktan hingga KWT dengan tujuan meningkatkan pengetahuan, keterampilan sumber daya manusia pertanian yang ada di wilayah BPP,” jelas Kabadan Dedi.
Secara terpisah Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Kapusluhtan), Bustanul Arifin Caya pada saat melakukan kunjungan kerjanya ke Provinsi Gorontalo mendakan pertemuan dengan para penyuluh pertanian, penyuluh swadaya dan ketua kelompoktani di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo, Jumat (04/08/2023)
Dalam pertemuan ini, Bustanul menyampaikan saat ini kita harus siap menghadapi dampak dari iklim El Nino. “Saya meminta kepada para penyuluh untuk selalu mendampingi para petani, khususnya dalam pengelolaan air dan menyiapkan cadangan air.
Selain itu Bustanul juga mengatakan bahwa peran dan fungsi BPP harus terus didorong untuk dapat berjalan optimal. “Salah satunya penyuluh harus bisa menjadi konsultan bagi petani agar dapat mengembangkan usahanya melalui jejaring kemitraan dan mendekatkan petani ke akses perbankan”, tambah Bustanul.
Kegiatan penyuluhan pertanian itu tidak seperti kegiatan teknis, tapi lebih kepada pemberdayaan dan penguatan SDM.
Dalam menghadapi tantangan saat ini, penyuluh pertanjan harus mampu memotivasi dirinya untuk dapat berkinerja baik, mau meningkatkan kapasitas dirinya melalui pelatihan atau bimtek dan tak kalah penting adalah mau adaptif terhadap perkembangan teknologi informasi, ungkap Bustanul.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gorontalo yang mendampingi Kapusluhtan, Rahmat A.W Pomalingo mengatakan saat ini semua BPP di Kabupaten Gorontalo sudah terstandar baik bangunan dan aktivitasnya.
“Salah satu aktivitas adalah bagaimana BPP menjadi tempat bagi petani untuk mendapatkan akses KUR dengan didampingi oleh penyuluh pertanian, imbuhnya.
Rahmat menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Kementerian Pertanian yang telah mengalokasiksn Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2023 kepada Kabupaten Gorontalo.
“Tahun ini, semua 19 BPP di Kabupaten Gorontalo menndapatkan alokasi DAK Non Fisik, berupa bantuan paket data, pelatihan tematik dan sosialisasi pengukuran geospasial. Itu sangat membantu dan bermanfaat bagi para penyuluh yang ada di BPP, pungkasnya. (ZM/NF)