BERITABAHARI.ID – Permodalan bisa menjadi alasan, permodalan bisa menjadi penyebab, dan permodalan bisa menjadi solusi dalam kegiatan usaha tani. Baik dari budidaya, pemasaran, produksi hingga pengembangan usaha.
Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) terus mendorong proses regenerasi petani dan mendorong pengembangan usaha pertanian melalui akses permodalan khususnya Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Salah satu kiat untuk meningkatkan minat generasi muda untuk berbisnis dibidang pertanian adalah melalui program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) yang disupport oleh International Fund For Agricultural Development (IFAD), sebuah lembaga pembiayaan internasional dibidang pertanian.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). mengatakan Kementerian Pertanian (Kementan RI) terus mendorong dan mengajak keterlibatan generasi milenial dalam sektor pertanian salah satu nya melalui program YESS.
Mentan Syahrul mengajak anak muda untuk tak ragu terjun ke usaha sektor pertanian.
“Petani milenial itu lebih open mind, tinggal harus di-trigger lebih kuat. Yang muda itu punya militansi tinggi, aku mau lihat kamu kaya,” ujar Syahrul.
Mentan meyakini kemampuan generasi muda dalam mengembangkan bisnis jauh lebih efisien dan modern jika dibandingkan dengan generasi tua yang mendominasi profesi petani saat ini.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengingatkan pentingnya akses permodalan bagi para pelaku bisnis pertanian
“Kegiatan utama pembangunan petani milenial saat ini adalah agar mereka dapat mengembangkan skala usaha dan mengakses permodalan khsusunya KUR. Kalau sudah ambil KUR dia sudah menjadi petani pengusaha milenial.” jelas Dedi.
Untuk lebih memasifkan informasi mengenai akses KUR bagi Petani Milenial, Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMK-PPN) Banjarbaru selaku Provincial Project Implementation Unit (PPIU) YESS Programme Kalimantan Selatan mengadakan Millenial Agriculture Forum (MAF) edisi Tani Akur Klinik Agribisnis Pojok Kredit yg disiarkan langsung dari BPP Sungai Tabuk, Kab. Banjar, Kalsel pada Rabu (31/5).
Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widi Arsanti selaku Direktur Program YESS, yang hadir secara daring, menerangkan bahwa BPP merupakan kepanjangan tangan dari Pemerintah dan BPP mempunyai tusi (tugas dan fungsi) untuk pendampingan dan juga sebagai Business Development Service Provider (BDSP). Sehingga dalam konteks program YESS, maka BPP dapat melalukan pelatihan dan pendampingan.
Harapannya, Business Matching melalui Pojok KUR bisa dilakukan dan digiatkan setiap hari Rabu di seluruh Indonesia dengan mengundang offtaker, local champion dan perbankan untuk rekan petani milenial yang hadir di BPP bisa akses kur dan bisa link dengan offtaker.
“Kegiatan Klinik Agribisnis Pojok Kredit MAF TaniAkur atau kita sebut dengan Rabu-an akan kita adakan secara rutin di BPP maupun di P4S yang merupakan BDSP diseluruh wilayah Program YESS, dengan meghadirkan narasumber petani milenial, offtaker dan perbankan” jelas Santi.
“Tujuan utama Pojok Kredit ini tentunya untuk mendorong Petani Milenial lebih mengembangkan usahanya dan juga mempermudah akses permodalan, juga untuk membangun kemitraan antara sesame petani milenial, offtaker dan tentu saja pihak perbankan” tambah Santi.
Kepala SMK-PPN Banjarbaru, Budi Santoso juga berharap hal serupa. Budi mengharapkan dengan akses KUR ini, petani muda dapat mengambangkan usaha tani dan akses KUR ini juga bisa menjadi awalan bagi petani muda yang akan memulai usaha tani.
“Saya berharap, dengan akses KUR ini petani muda dapat mengembangkan usaha tani dan akses KUR ini juga dapat menjadi awalan bagi petani muda yang akan memulai usaha tani. Dari MAF ini juga diharapkan dengan materi yang disampaikan hari ini dapat memotivasi para petani milenial untuk akses KUR” ujar Budi.
Narasumber yang dihadirkan dalam kegiatan ini diantaranya adalah Rina Lestari yang merupakan Koordinator BPP Sungai Tabuk, Iis Rahmatika, Koordinator UMK Bank Pembangunan Daerah Kalsel, Rajimi selaku Praktisi dan juga Offtaker, dan Hendro Prasetyo, Petani Milenial asal Kabupaten Banjar.
Dalam kesempatan ini, Hendra berbagi tips kepada petani milenial yang hadir secara online maupun offline. Hendra menegaskan, hutang atau pinjaman bukanlah aib, melainkan sebuah “jalan ninja” untuk berusaha. Karena menurutnya ketika mengusulkan KUR, kita sudah mengetahui sejauh mana kapasitas kita, pinjam untuk apa, berapa yang akan dipinjam dan apakah mampu untuk mengembalikannya.
Selain dihadiri oleh 4 Narasumber, kegiatan MAF kali ini juga dihadiri oleh 20 orang peserta offline yang merupakan petani milenial, penerima manfaat program YESS asal Kabupaten Banjar dan 195 orang peserta yang hadir secara online.