BERITABAHARI.ID – Kementerian Pertanian (Kementan) terus menunjukkan komitmen untuk mendorong kemudahan akses permodalan usaha bagi petani milenial. Dalam kerangka itu, Kementan menggelar pertemuan dengan lembaga keuangan penyalur KUR dengan tema ‘Melalui Sinergi dan Harmonisasi dengan Lembaga Keuangan Penyalur KUR Guna Meningkatkan Akselerasi Akses KUR Petani Milenial’ di Ruang Auditorium Gedung D Lantai 1 Kementan, Selasa (21/3/2023).
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong petani milenial untuk membangun sektor pertanian secara masif dan berkelanjutan. Menurutnya milenial merupakan tulang punggung pertanian di masa depan.
“Petani milenial harus mampu menjadi pilar utama pembangunan pertanian yang berkelanjutan dan modern. Mengapa demikian, sebab pangan di dunia itu sangat dibutuhkan,” ujar Mentan Syahrul.
Dikatakannya, petani milenial dengan segala kreativitasnya memerlukan dukungan penuh untuk mengembangkan pertanian ke arah yang semakin maju, mandiri dan modern. Dalam kerangka itu, Mentan menegaskan jika pemerintah sudah menyiapkan akses permodalan maupun sarana dan prasarana pertanian. Khusus untuk modal, Kementan menyiapkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai dukungan terhadap jalanya usaha tani.
“Oleh karena itu, fokus petani milenial adalah membangun kelembagaan dan membangun networking. Fokus pada pengembangan komoditas.” kata Mentan Syahrul.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menambahkan, Kementan terus berkomitmen meningkatkan jumlah wirausahawan muda di bidang pertanian. Salah satu dukungan yang diberikan kepada petani milenial adalah dengan memberikan akses kepada KUR.
“Kami ingin memastikan bahwa petani milenial dapat mengakses KUR dengan mudah. Petani milenial memiliki kualitas SDM unggul yang perlu didukung untuk mengembangkan sektor pertanian kita,” kata Dedi.
Dikatakan Dedi, generasi milenial merupakan SDM pertanian yang menjelma menjadi otak gerakan pertanian. Dedi berharap petani milenial dapat berperan meningkatkan produktivitas pertanian, sekaligus menjadi pengusaha pertanian yang mumpuni.
Dedi mengungkapkan sekitar 70 persen petani Indonesia saat ini memasuki usia 40 hingga 45 tahun. Usia tersebut, menurut Dedi, masih cukup produktif dalam bertani. Namun dalam jangka waktu 10 tahun ke depan produktivitas dipastikan bakal turun, sehingga diperlukan regenerasi sedini mungkin.
“Maka, kita harus persiapkan generasi milenial sedini mungkin dengan segala fasilitas yang diperlukan agar mereka siap menyambut tongkat estafet di sektor pertanian,” tutur Dedi.
Kepala Pusat Pendidikan Pertanian BPPSDMP Kementan, Idha Widi Arsanti menambahkan, kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk komitmen antara Kementan dengan lembaga keuangan terkait dalam rangka mewujudkan transparansi dan kecepatan untuk proses KUR yang diterima petani milenial.
“Pada acara ini kami mengundang sejumlah Lembaga Keuangan penyalur KUR untuk menyamakan persepsi mengenai akses pendanaan kepada petani milenial,” kata Santi sapaan akrabnya yang juga menjabat sebagai Direktur Program YESS.
Hadir pada pertemuan tersebut, perwakikan eselon 1 lingkup Kementan, perwakilan dari Himpunan Bank Milik Negara (HIMBARA). Pegadaian, Bank Central Asia, Bank KB Bukopin, Bank Sinarmas, Bank Pembangunan Daerah seluruh Indonesia yang berhak menyalurkan KUR (*)