BERITA BAHARI – Sebanyak 70 mahasiswa/i Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) melaksanakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di PT. Ariake Europe Indonesia, Sinergi Brebes Inovatif (Pesta Bawang), Alam Sari, TTP Cikajang, Sarisa Merapi, TTP Yogyakarta, PT. Multi Andalan Sejati, PT. Corin Gemilang, Maxxi Tani, PT. Frogs Indonesia, UPJA Sahabati, PT. ISHOKU, UPJA Sri Rahayu, PT. House of Bread, PT. Benih Citra Asia, PT. Agrindo Lestari Nusantara, PT. Frogs Indonesia, BPP Lampung, TTP Cikajang dan PT. Soebi Agrikultura Indonesia.
Tak hanya melakukan MBKM, mereka juga melakukan sosialisasikan Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik).
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, salah satu cara memperbaiki kesuburan tanah adalah dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia dan meningkatkan penggunaan pupuk organik.
“Dengan demikian, produksi pertanian bisa ditingkatkan dan pencemaran lingkungan bisa ditekan. “kata Mentan Syahrul.
“Jangan hanya gunakan pupuk kimia, tetapi lebih banyak pupuk organik. Kimia masih mungkin dibutuhkan karena ini berskala ekonomi kan? dan beberapa varietas membutuhkannya, tetapi kita dahului dengan memberi makan dengan nutrisi dengan organik,” ujar Mentan Syahrul.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menjelaskan bahwa yang bisa menyuburkan tanah bukan hanya pupuk kimia melainkan pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah.
“Pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah itu petani bisa di buat sendiri asal ada kemauan. Artinya, untuk menyuburkan tanah tidak ada alasan karena pupuk mahal kita diam. Proses penyuburan tanah, peningkatan produktivitas, dan produksi harus terus kita lakukan kalau kita tetap ingin eksis di muka bumi ini,” ucap Dedi.
Lebih lanjut, Dedi menegaskan bahwa Genta Organik bukan berarti mengharamkan penggunaan pupuk kimia. Penggunaan pupuk anorganik masih boleh digunakan, tapi dengan ketentuan tidak berlebihan atau mengikuti konsep pemupukan berimbang.
“Genta Organik bukan berarti mengharamkan pupuk kima. Jadi, di dalam Genta Organik untuk mengatasi pupuk mahal di dalamnya ada pupuk organik, pupuk hanyati, pembenah tanah dan pemupukan yang berimbang,” tambah Dedi.
Untuk memastikan gerakan ini disampaikan ke petani, Direktur Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) Muharfiza menyatakan bahwa pelaksanaan MBKM diharapkan dapat menciptakan mahasiswa unggul yang tangkas, cekatan, tekun, dan ulet (agile learner) saat ini menjadi dasar yang wajib dimiliki untuk mengisi kebutuhan SDM terkini.
MBKM adalah Bentuk Kegiatan Pembelajaran (BKP) yang memberikan wawasan dan pengalaman praktis kepada mahasiswa mengenai kegiatan riil di dunia industri, dunia usaha, dan dunia kerja (IDUKA) yang dilaksanakan selama 1 semester (setara 20 SKS).
Melalui Magang mahasiswa memperoleh hardskills (keterampilan, complex problem solving, analytical skills, dan sebagainya), maupun soft skills (etika profesi/kerja, komunikasi, kerjasama, dan sebagainya).
“Tak hanya itu saja, Mahasiswa PEPI yang melakukan MBKM diberikan bekal untuk mensosialisasikan di lokasi MBKM masing-masing. Terdapat 15 lokasi MBKM Mahasiswa PEPI yang tersebar di seluruh Indonesia”, Tegas Muharfiza.
Adapun program tersebut bertujuan: Pertama, Memberikan pengalaman yang kepada mahasiswa dengan pembelajaran langsung di tempat kerja (experiential learning) seperti Dunia Usaha Dunia Industri, Balai Penyuluhan Pertanian, Intasi Daerah, Penyuluh dan Petani. Kedua, meningkatkan hardskills (keterampilan, complex problem solving, analytical skills, dsb).